Pages

Rabu, 15 Januari 2014

LANGKAH AMAN BEKERJA PADA INSTALASI LISTRIK

LANGKAH AMAN BEKERJA PADA INSTALASI LISTRIK
1. SWITCH OFF
Mengubah semua posisi peralatan hubung (sakalar) dan alat pengaman dari on menjadi off.
2.  PASTIKAN BAHWA ARUS LISTRIK BENAR-BENAR TIDAK DAPAT DISAMBUNG LAGI
Memastikan arus listrik benar-benar tidak dapat disambung lagi dapat dilakukan dengan cara mengunci kembali panel hubung bagi sesudah melakukan switch off dan membawa kunci panel ke tempat kerja. selain itu untuk pasang juga tanda-tanda bahaya peringatan yang mencolok dan dapat menarik perhatian.
3. PASTIKAN BAHWA TEGANGAN BENAR-BENAR SUDAH TIDAK ADA
Memastikan tegangan benar-benar sudah tidak ada dapat dilakukan dengan menggunakan voltage tester/ test pen. untuk lebih menjamin bahwa tegangan sudah tidaka ada gunakan alat ukur tegangan AC atau volt meter AC.
4. HUBUNG SINGKATKAN KONDUKTOR FASA DENGAN KONDUKTOR NETRAL ATAU KONDUKTOR FASA DENGAN FASA DAN BUMIKAN
Konduktor pada bagian instalasi yang akan dikerjakan harus dihubung singkatkan kemudian dihubungkan ke bumi.
5. TUTUP SEMUA BAGIAN YANG TERPAKSA HARUS TETAP BERTEGANGAN KARENA KEBUTUHAN PEKERJAAN TERTENTU
Sesudah melaksanakan pekerjaan perbaikan ataupun pengembangan instalasi, bungkus semua bagian instalasi yang tetap aktif (bertegangan) karena diperlukan untuk pekerjaan.

Rabu, 12 Oktober 2011

PERUBAHAN ENTALPI REAKSI

Laporan Hasil PenelitiaN KIMIA TENTANG PERUBAHAN ENTALPI REAKSI
Di Susun untuk Memenuhi Tugas
Mata Pelajaran : KIMIA
Pengajar : ABD. KADIR, S.Si, Apt


DI
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama : ANDI SITI AISYAH INZANA

Kelas : XI IPA 1

Nis : 102118



SMA NEGERI 21 MAKASSAR
Tahun Ajaran 2011/2012

Kata Pengantar
Assalamu allaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan beserta petunjuknya sehingga saya dapat dan mampu melakukan sebuah praktikum kimia untuk mengetahui perubahan entalpi. Tidak lupa pula saya ucapkan banyak terimakasih kepada Guru Kimia saya selaku guru pembimbing dalam melakukan sebuah praktikum tersebut.
Dengan pengamatan tersebut saya lebih mengetahui mengenai perubahan-perubahan entalpi yang terjadi pada reksi, selain itu saya lebih mengetahui tentang cara mencari nilai perubahan entalpi dan cara mencari nilainya. Dan sebuah laporan telah berhasil saya susun setelah melakukan pengamatan. Namun, saya minta maaf yang sebesar – besarnya apabila dalam susunan atau kata – kata dalam laporan ini yang saya gunakan kurang tepat.

Akhir kata, Wassalamu allaikum wr. Wb





















PENDAHULUAN

            Termokimia membahas hubungan antara proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Persamaan termokimia menggambarkan suatu reaksi yang disertai informasi tentang perubahan entalpi (kalor) yang menyertai reaksi tersebut pada persamaan termokimia terpapar pula jumlah zat yang terlibat reaksi yang ditunjukkan oleh koefisien reaksi dan keadaan (fase) zat yang terlibat reaksi.
          Reaksi kimia terdiri dari 2 proses yang pertama adalah pemusatan ikatan-ikatan antara atom dari senyawa yang bereaksi, dan yang ke dua adalah proses penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi sehingga membentuk susunan baru.
          Dari beberapa percobaan dan di peroleh kesimpulan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (zat-zat pereaksi) dan keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan tidak tergantung bagaimana jalannya reaksi.














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. 2

PENDAHULUAN................................................................................................... 3

DAFTAR ISI............................................................................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN
                  1.1  Latar Belakang dan Masalah................................................................ 5
                  1.2  Tujuan Percobaan................................................................................. 5

BAB II ALAT DAN BAHAN................................................................................. 6

BAB III CARA KERJA.......................................................................................... 7

BAB IV HASIL PERCOBAAN............................................................................. 8

BAB V PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN............................................... 8

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 11












BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang dan Masalah
Dalam penerapan bab ermokimia menentukan perubahan entalpi reaksi intralisasi bahwa nergi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusyawarahkan, energi hanya dapat diubah dari bentuk satu kebentuk yang lainnya disini saya akan melakukan kegiatan menentukan perubahan entalpi larutan NaOH dengan larutan HCl.
            Energi juga dapat mengurangi perpindahan dengan menggunakan alat kalori meter kita dapat mengukur perubahan kalor, kalor merupakan energi yang terjadi akibat perbedaan suhu.
            Kalor meter yang baik memiliki kapasitas kalor kecil artinya kalori tersebut benar-benar sebagai system yang terisolasasi.
Pada reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu gelas kalori meter dan terjadi kenaikan suhu yuang menyebabkan suhu gelas reaksi night demikian pula suhu sekitarnya.
            Pada percobaan tersebut, yang menjadi pusat perhatian adalah NaOH dan HCl disebut system, sedangkan tabujng reaksi, suhu udara, tekanan udara merupakan lingkungan.
            Menekankan reaksi netralisasi Hcl dan NaOH menggunakan alat kalori meter sederhana kalori meter adalah suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang diserap atau di bebaskan system.
            Dengan melakukan percobaan ini akan dapat memahami mengenai pengaruh luas. Luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi dan dapat meihat pengaruh penambahan katalis.

II . Tujuan

Menentukan perubahan entalpi dari reaksi natrium hidroksida dan asam klorida yang menghasilkan satu mol air sesuai dengan persamaan reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq)          NaCl(aq) + H2O(l)








BAB II
ALAT DAN BAHAN

                Dalam percobaan ini kita di tuntut untuk menentukan perubahan entalpi reaksi netralisasi NaOH dsan HCl dengan bahan dan alat yang telah disediakan untuk melakukan percobaan ini bisa dilakukan dengn individu ataupun berkelompok dengan pengawasan guru pembimbing di dalam LAB IPA yang telah di sediakan disekolah. Adapun :
1. Alat
·        Gelas plastik 250 ml                                                 1 buah
·        Gelas ukur 100 ml                                                    1 buah
·        Thermometer 0-100 0 C                                           1 buah
·        Timbangan
·        Pipet tetes
·        Sendok

2.Bahan
·        Larutan NaOH 1 M                                                    50 ml
·        Larutan HCl 1 m                                                         50 ml












BAB III
CARA KERJA

Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan dapat di tentukan dengan mengukur perubahan dan temperaturnya, berikut adalah lankah kerja penentuan reaksi :
1.     Menyediakan larutan-larutan yang akan di reaksikan
Ø Larutan NaOH sebanyak 50 ml
Ø Larutan HCl sebanyak 50 ml

2.     Mengukur suhu maksimum dari kedua larutan
Larutan NaOH : ambil larutan NaOH sebanyak 50 ml dengan menggunakan pipet tetes kedalam gelas plastik. Kemudian, ukur temperatur maksimumnya dengan menggunakan termometer.
Larutan NaOH : ambil larutan NaOH sebanyak 50 ml dengan menggunakan pipet tetes kedalam gelas plastik. Kemudian, ukur temperatur maksimumnya dengan menggunakan termometer.

3.     Jika kedua suhu larutan berbeda, carilah rata-ratanya sebagai suhu awal.

4.     Tuangkan larutan Hcl tersebut ke dalam gelas plastik yang berisi larutan NaOH aduk dengan termometer secara perlahan-lahan dan perhatikanlah suhu termometer tersebut. Catatlah suhu tetinggi yang terbaca pada termometer tesebut,yang digunakan sebagai suhu air.





BAB IV
HASIL PERCOBAAN
SUHU LARUTAN
SUHU
Suhu larutan NaOH 1m
32 0 C
Suhu larutan HCl 1m
30,5 0 C
Suhu awal (rata-rata)(t1)
31,25 0 C
Suhu campuran (t2)
35 0 C
           
Berdasarkan peraktiku diatas kalor yang berpindah dari system kedalam lingkungan agar suhu larutan kembali turun dan menjadi sama dengan suhu kembali turun dan menjadi sama dengan suhu awal larutan (rata-rata).


BAB V
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN
Kedalam suatu kalorimeter gelas plastik direaksikan sebanyak 50 mL larutan NaOH 1M    dengan 50 mL larutan HCl 1M dengan suhu awal 31,25 oC, ternyata suhu campuran naik menjadi 35 oC. Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air yaitu 4,2 Jgr-1C-1
Reaksi antara NaOH dengan HCl mengakibatkan kenaikan suhu dari 31,25 0C menjadi 35 0C   sehingga dengan demikian reaksi tersebut tergolong reaksi Eksoterm. karena kalor jenis larutan sama denga kalor jenis air sehingga massa jenis larutan juga sama dengan massa jenis air yaitu 1 grL-1
Kalor jenis larutan = 4,2 Jgr-1C-1 ,
Kenaikan suhu (∆t) = T2 - T1
                               = 35 0C – 31,25 0C
                               = 3,75 0C


Q = m. c. ∆t
                             

Sehingga,

V larutan = m NaOH + m HCl
               = 50 ml + 50 ml
              = 100 ml

V larutan = V air = 100 ml

m larutan = V larutan x ρ air
                = 100 ml x 1g/ml
                = 100 g

Q larutan = m. c. ∆t
                 = 100 g . 4,2 Jgr-1C-1 . 3,75 0C
                 = 1.575 J
                 = 1,575 KJ

Kalor di atas adalah kalor yang timbul dari reaksi 50 mL NaOH 1M dengan 50 mL HCl 1M
50 mL NaOH 1M mengandung 50 mmol NaOH = 0,05 mol NaOH
50 mL HCl 1M mengandung 50 mmol HCl = 0,05 mol HCl
∆H reaksi harus dihitung sesuai dengan stoikiometri reaksi. Jadi, ∆H reaksi dihitung berdasarkan reaksi 1 mol NaOH dengan 1 mol HCl ( sesuai dengan koefisien reaksi ) jadi,

Q reaksi + Q larutan = 0
Q reaksi = - Q larutan
             = - 1.575 Joule
             = - 1,575 KJ

Reaksi berlangsung dengan eksoterm, sehingga ∆H = -Q
∆H = - 1,575 KJ



PERTANYAAN :
1.      Mengapa thermometer harus di bersihkan dan dikeringkan sebelum digunakan untuk mengukur temperature larutan lain?
Jawab :  supaya yang terukur adalah larutan itu sendiri. Bayangkan kalau kita habis mengukur suatu larutan yang viscous (kental) dan panas (misalnya 60 C). kemudian setelah termometer yang sama pakai untuk mengukur suhu air pada suhu ruangan. Kalau termometernya tidak benr-benar bersih, pasti akan ada bekas-bekas cairan yg panas tadi (apalagi karena kental, biasanya susah dibersihkan). Jadi, walopun termometer dicelupkan ke air, karena masih ada sisa-sisa cairan kental tadi, yang terbaca adalah cairan kental tersebut. Atau bias juga pembacaannya jadi terganggu untuk melihat suhu.
2.      Bagaimanakah cara menentukan perubahan entalpi dari kegiatan ini setelah temperatur awal dan temperatur campuran terukur?
Jawab : menentukan V larutan, V air, m larutan, Q larutan, Q reaksi, dan menentukan entalpi dari reaksi tersebut apakah dia eksoterm atau endoterm.
3.      Jika temperatur awal tidak sama, bagaimanakah cara anda untuk mengatasinya?
Jawab : Kalau suhu awal tidak sama, harus dibuat sama dulu (dinginkan atau dipanaskan).  Karena kalau tidak sama, bisa saja panas yang terjadi digunakan untuk memanaskan salah satu reaktan dengan suhu yang lebih rendah. Jadi, ΔH yang terhitung itu bukan murni ΔH reaksi, karena ada sedikit dari ΔH yang dipakai untuk memanaskan reaktan. Apabila direaksikan dalam tempat terbuka/tidak kedap panas, suhu setelah reaksi harus segera diukur begitu reaksi udh homogen. Kalo ditunggu lama, bisa saja suhu akan turun sendiri, karena suhu ruangan lebih dingin












BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1.KESIMPULAN
          Perubahan entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya bergantung kepada keadaan awal dan keadaan akhir. Semakin tinggi temperature reaksi makin cepat laju reaksinya.
          Perubahan kalor pada suatu zat atau system di tentukan oleh perubhan suhu, masa zat dan kalor jenis, kalor jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat setinggi 1 k.
          Menghitung banyaknya kalor yang dibebaskan atau diserap berdsarkan suhu pada larutan yang masa dan kapasitas panas bahan kalori ternyata ditentukan.

2.SARAN
          Sebaiknya sebelum melakukan penelitian, kita harus mempersiapkan alat dan bahan dan alat tersebut haruslah bersih. Ketika melakukan penelitian sebaiknya menggunakan baju lab, sarung tangan, dan masker.
          Setelah melakukan penelitian, diharapkan semua alat dijaga kebersihannya dan di simpan dengan baik. Selain itu kebersihan lab juga harus dijaga.

Sabtu, 08 Oktober 2011

CONTOH LAPORAN PENELITIAN TENTANG SEL


Laporan Hasil Penelitian Biologi
TENTANG SEL

Di Susun untuk Memenuhi Tugas
Mata Pelajaran : Biology
Pengajar : manariah S,pd


DI
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama : ANDI SITI AISYAH INZANA

Kelas : XI IPA 1

Nis : 102118



SMA NEGERI 21 MAKASSAR
Tahun Ajaran 2011/2012
LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN

I
. Latar Belakang
 
        Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
         Oleh karena itu sel berperan begitu penting bagi tubuh ini, walaupun strukturnya begitu sangat kecil karena merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup. Hanya menggunakan mikroskop sel dapat kita amati. Namun penuh ketelitian dan ketekunan untuk dapat mengamati struktur dari sel tersebut. Ada tiga macam bentuk sel yaitu, sel mati, sel tumbuhan, dan sel hewan. Setiap sel memiliki struktur yang berbeda. Dan untuk lebih jelasnya tentang sel – sel tersebut, dilakukanlah sebuah praktikum untuk mengamati masing – masing sel tersebut.

II . Tujuan
           
Untuk mengetahui perbedaan antara sel mati, sel hewan, dan sel

III . Rumusan masalah

1) Bagaimana struktur sel?
2) Apa perbedaan sel mati dan sel hidup?
3) Apa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan?



BAB II
TINJAUAN PUSATAKA

Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut.
1. Robert Hooke (1635-1703)
     Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
2. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
     Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
3. Robert Brown
     Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
     Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
5. Max Schultze (1825-1874)
     Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup.
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d. sel merupakan unit hereditas.



BAB III
METODE


A. Alat dan Bahan
         Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu kita mempersiapkan alat dan bahan untuk mendukung dalam pengamatan pada sel. Alat dan bahan yang dipersiapkan diantaranya sebagai berikut,
a. Alat-alat
Ø  Microskop
Ø  Kaca objek
Ø  Kaca penutup (the glass)
Ø  Pipet tetes
Ø  Pinset
Ø  Silet tajam
Ø  Tusuk gigi
b. Bahan-bahan
Ø  Bawang merah
Ø  Aqua (air gelas)
Ø  Tissue
Ø  Gabus
Ø  Rhoe discolor (kalau ada)



B. CARA KERJA
Setelah semua perlengkapan untuk melakukan sebuah praktikum pengamatan pada sel tersedia, kita dapat memulai praktikum dengan langkah – langkah sebagai berikut,

1. Mengamati Sel Mati
Cara Kerja:
1.Menyayat gabus setipis mungkin secara melintang
2.Meletakkan sayatan gabus itu ditengah kaca objek dan tetesilah dengan air . Kemudian, tutplah secara hati-hati dengan kaca penutup .
3.Memasang  preparat tersebut pada meja benda mikroskop dan amatilah dengan perbesaran lemah yang dilanjutkan dengan perbesaran kuat . Gambarlah hasil pengamatan  di buku kerja dan berilah keterangan.

2. Mengamati Sel Tumbuhan
Cara Kerja:
1. Sayatlah bawang dengan menggunakan pisau. Ambillah bagian tipis yang transparan dari bawang
(epidermis dalam an epidermis luar)
2. Berilah 1 tetes air pada objek gelas. Letakkan potongan bawang tadi pada tetesan air, kemudian tutuplah dengan gelas penutup.
3. Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar.
4. Gambarlah hasil pengamatan Anda dan berilah keterangan pada bagian-bagian sel yang dapat diamati.

3. Mengamati Sel Hewan
Cara Kerja:
1. Amatilah lapisan dalam rongga mulut dengan cara menggoreskan tusuk gigi dengan hati-hati pada bagian dalam rongga mulut.
2. Berilah 1 tetes air pada objek gelas, kemudian letakkan goresan rongga mulut tadi pada tetesan air di atas objek gelas. Setelah itu tutuplah dengan gelas penutup.
3. Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar.



BAB IV

PEMBAHASAN

Dengan menggambar hasil sel penelitian kita dapat melakukan sebuah pembahasan pada sel mati, sel hidup, dan sel hewan.

1) Pada sel mati (gabus)

Bentuk sel-sel  gabus  adalah segi delapan, tetapi ada juga yang bentuknya seperti segi lima atau segi enam. Sel  gabus  termasuk  sel  mati  karena sel gabus tidak memiliki isi, tidak memiliki inti sel dan tidak ada aktivitas yang terjadi. Pada se mati hanya terdapat dinding sel sementara bagian yang lain kosong. Sel mati ini tidak berperan bagi kehidupan.

2)
pada sel tumbuhan (bawang merah)

Bentuk sel epidermis bawang merah seperti balok yang disusun miring. Sel epidermis bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel, memliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran zat dalam sel. cairan yang ada di dalam sel epidermis bawang merah disebut  nukleoplasma. Fungsi cairan nukleoplasma adalah untuk melindungi vakuola. Bawang merah memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang merah berwarna merah mudah, hal ini di sebabkan karena bawang merah mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas. Adapun epitel pada bawang merah mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang cukup penting bagi kelangsungan hidup.

Adapun persamaan dan perbedaan pada sel gabus dan sel tumbuhan :
1.      Persamaan dengan sel gabus adalah karena sama-sama memiliki pori-pori.
2.      Perbedaan dengan sel gabus adalah jika sel gabus mati tetapi sel bawang merah hidup  danjuga berbeda pada bentuknya.

3) pada sel hewan (epitel rongga mulut)

Bentuk sel pada epitel rongga mulut berbentuk seperti partikel-partikel kecil yang bergerak bebas. Sel hewan tidak memiliki bentuk yang tetap; tidak memiliki dinding sel; tidak mempunyai plastida; tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Adapun yang dimiliki sel hewan ialah vesikel; menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen; mempunyai sentrosom; memiliki lisosom; nukleus lebih besar daripada vesikel.


BAB V
KESIMPULAN / SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan sebuah praktikkum pengamatan pada sel, kita dapat menyimpulkan perbedaan diantara sel tumbuhan, sel hewan, dan sel mati, yang sebelumnya telah diamati dengan menggunakan mikroskop. Berikut perbedaan diantara sel– sel tersebut.
Pada sel tumbuhan
1.      Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan
2.      Mempunyai bentuk yang tetap
3.      Mempunyai dinding sel
4.      Mempunyai plastid
5.      Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar
6.      Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati
7.      Tidak Mempunyai sentrosom
8.      Tidak memiliki lisosom
9.      Nukleus lebih kecil daripada vakuola

Pada sel hewan
1.      Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
2.      Tidak mempunyai bentuk yang tetap
3.      Tidak mempunyai dinding sel
4.      Tidak mempunyai plastid
5.      Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel.
6.      Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen
7.      Mempunyai sentrosom
8.      Memiliki lisosom
9.      Nukleus lebih besar daripada vesikel

B.Saran

Saya pribadi membutuhkan saran dari anda karena laporan ini pasti memiliki kekurangan.